Tondano Misterdaengnews.com ||Sebuah tragedi berujung maut terjadi di Kelurahan Wulauan, Kecamatan Tondano Utara, Sulawesi Utara. Azriel A. Billyford Waruiz (24), seorang sopir taksi asal Desa Tenggela, Gorontalo, ditemukan tewas akibat luka tusuk senjata tajam pada Senin, 3 Februari 2025, pukul 16.30 WITA. Pelaku, Stevanus Tombokan Sumanti alias Boti (21), warga setempat, telah berhasil diamankan pihak kepolisian.
Insiden berdarah ini berawal dari perselisihan antara korban dan pelaku terkait ongkos taksi. Pelaku, yang merupakan penumpang taksi korban dari Gorontalo menuju Tondano, merasa keberatan dengan rute perjalanan yang ditempuh dan tambahan biaya yang dikenakan. Ketidakpuasan ini memicu pertengkaran di depan lorong rumah pelaku di Kelurahan Wulauan
Dalam kondisi marah dan lapar, pelaku mengambil pisau dapur dan mengejar korban. Aksi pengejaran yang mengerikan ini berujung di sebuah area pekuburan di dekat lokasi kejadian. Di sanalah, pelaku menusuk korban di bagian rusuk kiri hingga menyebabkan luka serius.
Meskipun sempat mendapatkan pertolongan dan dilarikan ke RSUD Sam Ratulangi Tondano, nyawa korban tak tertolong. Luka tusuk yang dialaminya terlalu parah untuk disembuhkan. Kejadian ini meninggalkan duka mendalam bagi keluarga korban di Gorontalo.
Beberapa saksi mata memberikan kesaksian yang menguatkan kronologi kejadian. Ibu tiri pelaku, Steivi Tielung, berusaha mencegah namun gagal. Ayah pelaku, Yani Tombokan, mengaku anaknya baru saja pulang dari Gorontalo. Saksi lain, Marti Gerungan, melihat pelaku membawa pisau dan mengungkapkan rasa kesalnya. Aslan Rahman, sopir cadangan korban, melarikan diri saat melihat kejadian tersebut. Rio Tombokan membantu membawa korban ke rumah sakit. Sementara David Paruntu, mendengar teriakan minta tolong sebelum menemukan sepasang sandal di lokasi kejadian.
Petugas kepolisian berhasil menemukan bungkusan obat Bodrex dan Vetasen di dalam kantong jaket pelaku. Temuan ini menambah bukti kuat atas keterlibatan pelaku dalam kasus penganiayaan tersebut.
Motif utama pelaku adalah rasa marah dan kesal yang dipicu oleh perselisihan ongkos taksi dan rute perjalanan yang tidak sesuai harapannya. Kepolisian menegaskan tidak ada permasalahan sebelumnya antara korban dan pelaku.
Polsek Tondano Utara dan Polres Minahasa tengah melakukan penyelidikan intensif untuk mengungkap seluruh fakta terkait kasus ini. Pelaku telah diamankan dan akan diproses sesuai hukum yang berlaku. Upaya preemtif dan preventif juga ditingkatkan untuk menjaga situasi Kamtibmas tetap kondusif.
Koordinasi dengan pihak kepolisian dan pemerintah di Desa Tenggela, Gorontalo, dilakukan untuk menggalang komunikasi dengan keluarga korban dan mencegah potensi konflik lanjutan.
Kepolisian berkomitmen untuk menuntaskan kasus ini secara tuntas dan memberikan kepastian hukum bagi keluarga korban. Tindakan tegas dan efek jera akan diberikan kepada pelaku agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
Koordinasi yang erat antara pihak kepolisian, pemerintah daerah, dan masyarakat sangat penting untuk mencegah potensi aksi balas dendam dan menjaga situasi keamanan tetap kondusif, baik di Tondano Utara maupun di Gorontalo. Kepolisian menghimbau masyarakat untuk tetap tenang dan mempercayakan proses hukum kepada pihak berwajib.
Laporan: Sukmawati daeng Puji
Editor: Syamsu Alam